Tuesday, May 12, 2015

Fenomena Subuh

Resah dan gelisah, risih hati ini melihat fenomena sholat subuh disekitar, membuat saya ingin sekali bercerita, berbagi kehidupan miris, dimana orang-orang sudah tidak peduli dengan perintah yang punya hidup. Apakah mereka belum pernah tau adanya peringatan-peringatan ini?

Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya dengan merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh melaksanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat bersama orang-orang. Kemudian beberapa lelaki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah mereka. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Pada masa itu, Rosulullah akan membakar rumah kaumnya yang tidak shalat subuh berjamaah. Bagaimana fenomena shalat subuh saat ini? Jangankan berjamaah, shalat sendiri di rumah saja rasanya sangat berat. Alasan demi alasan dijadikan tameng untuk tidak melaksanakan shalat subuh. Padahal Allah tidak pernah memberikan perintah apabila hambanya tidak sanggup mimikulnya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.(Al Baqarah: 286)

Apakah kita masih akan menyangsikan perintah Allah?
Beberapa kisah ini berangkat dari lingkungan kehidupan pribadi penulis. Bismillah….

Kisah Pertama

Latar belakang masyarakat di lingkungan saya, bermata pencaharian sebagai petani karet. Selayang pandang kehidupan petani karet di Unit 2 Tulang Bawang, Lampung, pada era tahun 2006 an bisa dikatakan pada puncak kejayaan. Pekerjaannya hanya petani karet, namun rata-rata dua buah sepeda motor bertengger disetiap rumah. Tidak jarang dari mereka yang memiliki mobil pribadi. Pendapatan bersih petani bisa mencapai Rp3.000.000 per bulan. Pada masa itu, harga karet Rp12.000 per kilogram. Petani karet mulai mengambil getah (menderes karet) atau sebut saja mulai bekerja, biasanya selepas sholat subuh sampai sekitar jam 11 siang, bergantung pada luas lahan. Semakin pagi waktu menderes, semakin banyak jumlah getah yang dihasilkan.

Hari demi hari berlalu, semakin membuat mereka berfikir bagaimana bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak karena harga karet membumbung tinggi. Tahun berganti dan mereka mulai merubah jadwal deres karet. Semakin pagi dan semakin pagi. Ada petani yang mulai menderes pukul 4 pagi, 3 pagi, bahkan ada yang memulai pukul 1 pagi. Mereka pergi ke kebun karet pada sepertiga malam hanya ditemani senter yang melingkar diatas kepala.

Di kebun karet, yang luasnya berhektar-hektar, gelapnya malam tidak mereka hiraukan, dinginnya angin malam mampu mereka lawan, sampai sholat subuh pun mereka lewatkan. Miris memang, di sepertiga malam mereka berikhtiar demi tetesan getah, namun menjadi hal yang lumrah untuk meninggalkan sholat subuh.

Allah yang maha membolak-balikkan harga, disaat semakin kuatnya ikhtiar para petani karet, ternyata harga karet tidak berbanding lurus dengan usaha mereka. Harga semakin jatuh. Bahkan saat ini, bulan Mei 2015 harga karet hanya Rp4000 per kilogram. Harga karet turun sampai 77 persen dari harga normal. Jika Allah berkehendak, manusia hanya bisa apa?

“Janganlah kalian meninggalkan shalat secara sengaja. Barangsiapa yang telah meninggalkan shalat secara sengaja, maka Allah dan Rasul-Nya telah lepas tanggungan darinya.” (HR Ahmad).

Bisa jadi Allah marah, atau murka? Kenikmatan harga yang begitu tinggi telah membuat mereka lalai untuk menjalankan kewajiban mereka, yaitu Sholat subuh. Wallahu’alam bissawab. Allah yang maha mengetahui, Allah yang maha berkehendak.

Kisah Kedua

Beliau adalah seorang ibu paruh baya yang memiliki dua orang anak. Kehidupannya lebih dari cukup, karena iktiarnya juga sungguh luar biasa, beliau mulai mencari nafkah disaat semua orang terlelap pada mimpi indahnya. Jam 3 pagi sudah memulai semua aktifitas untuk menyiapkan dagangan. Mulai jam 3 malam sampai jam 5 sore non stop, dengan kegiatan mempersiapkan sampai menjual dagangannya. Allah memang maha baik, sehingga wajar saja beliau mampu meraup pendapatan bersih rata-rata Rp10.000.000 per bulan. Jam 3 pagi sampai jam 5 sore, kira-kira ada berapa waktu sholat didalamnya?

Yess, ada sholat Subuh, Dhuhur dan Asyar. Tidak hanya sholat subuh, bahkan kesibukan telah membuat beliau melewatkan sholat Dhuhur dan Asyhar. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahmaan: 16)

Pendapatan sebesar itu tidak membuat manusia semakin bersyukur dan menyembah Tuhannya, justru membuat mereka lupa akan kewajiban kita didunia ini.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan kataatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan demikian itu agama yang lurus.” (QS Al-Bayyinah: 5)

Sekilas kehidupan rumah tangga beliau memang lebih dari cukup, tetapi janji Allah itu pasti. Meskipun kebutuhan materil selalu berlebih, ternyata ujian datang di tempat lain. Kedua anak beliau sudah tumbuh dewasa, namun miris, kehidupan pacarannya sudah menyerupai kehidupan berumah tangga. Anda pasti lebih tau apalah maksud penulis. Ujian lain datang dari suami. Minuman keras menjadi sahabat setia suaminya.

Saya tidak mengatakan bahwa ujian rumah tangganya merupakan akibat karena beliau tidak sholat, namun kita sudah tau bahwa amalan yang pertama kali dihisab adalah amalan sholat.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.

Nah, jika tiga waktu sholat tiap hari lewat, bisa jadi ujian Allah sudah datang lebih cepat sebelum adanya siksa neraka. Ujian di dunia, yaitu ujian dari keluarga. Wallahu’alam bissawab (Allah lebih mengetahui yang sebenar-benarnya - and Allah knows the right).

Kisah Ketiga

Mereka adalah teman sepermainan. Mereka pemuda baik, taat pada orang tua dan juga mapan. Singkat cerita, mereka sering meninggalkan sholat subuh. Entah apa yang difikirkan. Mungkin belum tau pentingnya sholat subuh, atau memang tidak mau tau? Hmmmm….Namanya teman, lebih enak mengingatkan dari pada dibiarkan. Memberi buku sholat subuh sudah, mengingatkan dengan nasehat-nasehat sudah. Tapi belum mempan juga, bingung harus bagaimana lagi *tears

Entah terbuat dari apa hatinya. Allah maha benar dengan segala firman-Nya:

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).

Mungkin Allah memang belum memberi petunjuk kepada teman saya untuk dapat menjalankan shalat subuh. Lalu apa yang harus kita lakukan agar Allah membukakan hati? Jawabannya adalah dengan menjemput hidayah. How could it be?

Mulai membiasakan bergaul dengan orang soleh, kalau suka membaca, mulai membaca buku-buku bernafaskan shalat dan tentunya ditambah dengan doa agar Allah turunkan hidayah-Nya.
Kewajiban kita hanya menyampaikan, selanjutnya…*terserah Anda *smile

Jadi inget hadist riwayat Al Hakim:
Gunakan yang lima sebelum datang yang lima: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Jika penyesalan pernah ada di awal, maka Allah tidak mungkin akan berfirman seperti ini:

 “Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'. (Al Qur’an Surat Az Zumar: 58).

Ayat tersebut menjelaskan tentang adanya penyesalan dari seseorang yang telah lalai, lalai dalam menjalankan perintah-Nya dan ingin kembali ke dunia lagi (jika masih bisa), untuk berbuat baik sesuai dengan perintah Allah.

Selagi penyesalan itu belum terjadi, apalah salah, jika kita perbaiki diri.
Ini adalah contoh buku untuk menjemput hidayah, hehe pengalaman penulis sendiri:





Semoga bermanfaat, wassalam *smile









 ----------bye-----------




No comments:

Post a Comment