Hampir semua anak yang masih punya Ibu akan mengucapkan kalimat seperti itu.
Mungkin dengan seperti itu, Ibu akan merasa senang dan bahkan akan terharu karena ternyata anak yang telah dikandung selama lebih dari sembilan bulan masih ingat dengan jasa-jasa yang selama ini diberikan kepadanya.
Hari ini,Rabu 22 Desember 2010, sebagian besar orang akan mengingat betapa besar jasa-jasa Ibu yang telah diberikan kepada kita sebagai anaknya.
Ibu......
Hari ini aku akan mengenang kembali jasa-jasa mulia mu dari mulai aku lahir sampai sekarang...
Aku dilahirkan oleh seorang wanita mulia dengan nama Sapanah.
Aku adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara.
Aku bisa hidup sampai saat ini karena Ibu.
Mungkin tulisan ini tidak akan bisa mewakili seluruh jasa-jasa yang telah engkau berikan kepada ku Ibu.
Ketika Itu... Aku masih SD...
Adzan subuh berkumandang, pertanda Ibu harus bangun untuk menyiapkan kebutuhan kami. Ibu mulai menghidupan tungku api dan memasak untuk kami. Saat itu juga Ibu mempersiapkan dagangan yang akan dijual di Pasar.
Sebelum berangkat, Ibu selalu membangunkanku untuk berangkat sekolah atau minimal mengingatkan larangan tidur setelah subuh. Ibu tidak pernah lupa meninggalkan uang saku disebelah meja tempat aku tidur bersamanya. Tentunya uang tersebut untuk aku jajan disekolah.
Saat SD, Ketika aku pulang dari sekolah bersama teman-teman, aku akan sangat senang melihat Ibu dengan sepeda tua dan gerobak kosong pertanda bahwa Ibu telah pulang dari pasar.
“Ibuuuuuuuu....”
Dari kejauhan aku akan terus memanggil, sampai Ibu menengok kearah suaraku. Saat itu juga, Ibu menghentikan goesan sepeda tua dari warisan nenek. Sepeda itulah yang selalu menemani Ibu untuk mencari nafkah sehari-hari.
Dengan riang gembira aku akan segara naik di gerobak kosong bekas isi dagangan yang telah laku terjual di pasar. Harapanku saat itu, Ibu akan membawakanku “jajanan” dari pasar.
Selama perjalanan kerumah, aku akan sangat senang jika Ibu memberi tahu bahwa ada makanan digerobak yang aku duduki. Sesampainya dirumah aku langsung menagih jajan itu dan melahapnya dengan gembira. Meskipun Ibu bekarja dari subuh, Ibu tidak pernah memperlihatkan bahwa Ibu lelah dan ingin berhenti bekerja.
Sejak aku SD, Ibu telah memiliki toko kecil dipasar. Dari mulai sayuran sampai kebutuhan rumah tangga Ibu jual demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sampai suatu ketika, pemerintah Tulang Bawang, Lampung membuka pasar baru. Dan Ibu mampu memiliki toko baru yang lebih besar dari semula. Dari toko itulah, keluarga kami dapat hidup dan aku bisa mengenyam pendidikan sampai saat ini (hingga semester tujuh di IPB).
Dari mulai Subuh hingga Ashar Ibu terus bekerja. Ibu terus menafkahi keluarga sampai masa tua menghampirinya. Sampai sekarang, Ibu hampir menginjak umur 60 tahun. Ibu tidak pernah berfikir untuk berhenti bekerja. Ibu terus bekerja meskipun penyakit tua selalu datang.
Ibuuuu....
Aku tidak pernah tahu bagaimana cara membalas jasa-jasa muliamu. Dari SMA aku sudah keluar dari rumah karena demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Ibu merelakanku jauh dari rumah, untuk bersekolah di Bandar Lampung. Aku tahu, sebenarnya Ibu membutuhkan ku untuk membantunya di rumah. Tapi Ibu tetap mendukung dan terus memberikanku semangat untuk memperolah pendidikan yang lebih layak.
Ibuuuu....
Saat aku pulang kampung, aku sempatkan untuk mampir kepasar untuk menemuimu. Saat itu, aku sangat rindu kepada mu,,,,,amat sangat rindu. Namun, ketika aku sampai di toko,
Aku amat sangat sedih ketika melihatmu dengan pakaian lesu karena sibuk bekerja, tidur diantara barang dagangan karena lelah bekerja atau sedang sakit kepala rutinan yang selalu datang.
Ibu,,, aku sadar saat ini yang menjadi tanggungan utama hanyalah aku. Kaka sudah menikah dan telah memiliki rumah sendiri.
Hanya demi aku, meskipun sakit-sakitan karena penyakit tua, ibu tetap bekerja hanya untuk menyelesaikan kuliahku. Ibu selalu memberikanku fasilitas yang terbaik. Ibu akan sedih, ketika aku pulang dengan pakaian yang sama (artinya bukan baju baru). Tanpa aku ketahui Ibu membelanjakan baju baru untukku, hanya untuk penampilanku. Sedangkan Ibu, hanya memakai baju seadanya.
Ibu selalu memberikanku yang terbaik. Selama aku sekolah, aku tidak pernah kekurangan sesuatu apapun...
Ketika aku telpon Ibu, Kalimat yang selalu aku ingat dipercakan yaitu:
“Udah makan belum” (saat mulai percakapan).
“Uangnya gimana, masih ada gak? Jangan sampai abis, bilang Ibu ya.”( saat inti percakapan).
“Jangan lupa sholat malemnya ya....” (saat selesai percakapan).
Ibu maafkan Khilaf dan dosa yang penah aku lakukan,
Jika air laut menjadi tinta, mungkin tidak akan pernah cukup untuk menulis jasa yang pernah engkau berikan kepada ku.
Hanya permohonan maaf yang dapat aku berikan untuk hari Ibu ini....
Maaf karena aku tidak bisa membantumu saat Ibu sibuk, sakit, dan terluka.
Maaf karena aku pernah menyakiti perasaanmu.
Maaf karena aku tidak bisa menemanimu di masa tua, hanya karena mencari ilmu.
Maaf karena aku tidak bisa memberikan yang terbaik atas nilai study ku.
Maaf karena selama ini aku egois dan hanya mementingkan cita-cita ku.
Maaf atas semua kesalahan yang tidak pernah aku ketahui dan pernah menyakitimu.
Maaf, maaf, maaf,.......dan terimakasih,.........
Untuk Ibu ku tercinta,
Untuk Ibu ku tersayang,
Untuk Ibu kebanggaanku,
Untuk Ibu Inspirasiku,
Untuk Ibu pahlawan keluargaku,
Untuk Ibu Tulang Punggung keluargaku,
SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN SURGANYA UNTUK IBU LUAR BIASA YANG AKU MILIKI. AMIN...
Terimakasih Allah, Engkau telah memberikan Ibu terbaik untuk ku...
Rabu, 22 Desember 2010,
Anak yang selalu merindukanmu,
(Tari )
No comments:
Post a Comment